Archive for Agustus 2011
media pembelajaran kimia dalam flash kelas XI
By : Unknown1. Struktur Atom
2. Konfigurasi Elektron
3. Sistem Periodik
4. Ikatan Kimia
5. Teori VSEPR
6. Gaya Antar Molekul
7. Termokimia
8. Hukum Hess
9. Kalorimeter
10. Laju Reaksi
11. Kesetimbangan Kimia
12. Pergeseran Kesetimbangan
13. Pergeseran Kesetimbangan1
14. Teori Asam Basa
15. pH Asam Basa
16. Ionisasi Asam Kuat dan Lemah
17. Titrasi Asam Basa
18. Larutan Penyangga
19. Hidrolisis Garam
20. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
21. Sistem Koloid
2. Konfigurasi Elektron
3. Sistem Periodik
4. Ikatan Kimia
5. Teori VSEPR
6. Gaya Antar Molekul
7. Termokimia
8. Hukum Hess
9. Kalorimeter
10. Laju Reaksi
11. Kesetimbangan Kimia
12. Pergeseran Kesetimbangan
13. Pergeseran Kesetimbangan1
14. Teori Asam Basa
15. pH Asam Basa
16. Ionisasi Asam Kuat dan Lemah
17. Titrasi Asam Basa
18. Larutan Penyangga
19. Hidrolisis Garam
20. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
21. Sistem Koloid
media pembelajaran kimia dalam flash kelas X
By : Unknown1. Bilangan Oksidasi
2. Cara Mengukur Volume
3. Hukum Gay-Lussac dan Avogadro
4. Ikatan kovalen Polar dan Non Polar
5. Ikatan Ion
6. Ikatan Kovalen
7. Isotop
8. Jari-Jari Atom
9. Kegagalan Aturan Oktet
10. Konsep Mol
11. Konsep Mol dengan Massa
12. Larutan Elektrolit
13. Massa Atom
14. Menentukan RE dan RM
15. Menghitung Massa Atom dari Isotop
16. Menghitung Mr
17. Minyak Bumi
18. Mol dan Bilangan Avogadro
19. Muatan Ion
20. Notasi Atom
21. Pembentukan Ikatan Ion (NaCl)
22. Perbandingan Mol dalam Reaksi
23. Perbedaan Ikatan Ion dengan Kovalen
24. Percobaan Rutherford
25. Pereaksi Pembatas
26. Perhitungan Kimia
27. Persen Kadar
28. Rumus Senyawa Ion
29. Rumus Lewis
30. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
31. Rumus Perbandingan Dua Gas
32. Senyawa Hidrat
33. Sifat Logam pada SPU
34. Sifat Periodik (JJA)
35. Sistem Periodik
36. Struktur Atom dan Ikatan Ion
37. Struktur Atom
38. Struktur Atom
39. Tatanama Senyawa dan Ion
40. Tatanama Senyawa Ion dari Ion Poliatom
41. Tatanama Senyawa Ion dari Kation Transisi
42. Tatanama Senyawa Ionik
43. Timbangan
44. Volume Molar
45. Zat Padat
2. Cara Mengukur Volume
3. Hukum Gay-Lussac dan Avogadro
4. Ikatan kovalen Polar dan Non Polar
5. Ikatan Ion
6. Ikatan Kovalen
7. Isotop
8. Jari-Jari Atom
9. Kegagalan Aturan Oktet
10. Konsep Mol
11. Konsep Mol dengan Massa
12. Larutan Elektrolit
13. Massa Atom
14. Menentukan RE dan RM
15. Menghitung Massa Atom dari Isotop
16. Menghitung Mr
17. Minyak Bumi
18. Mol dan Bilangan Avogadro
19. Muatan Ion
20. Notasi Atom
21. Pembentukan Ikatan Ion (NaCl)
22. Perbandingan Mol dalam Reaksi
23. Perbedaan Ikatan Ion dengan Kovalen
24. Percobaan Rutherford
25. Pereaksi Pembatas
26. Perhitungan Kimia
27. Persen Kadar
28. Rumus Senyawa Ion
29. Rumus Lewis
30. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
31. Rumus Perbandingan Dua Gas
32. Senyawa Hidrat
33. Sifat Logam pada SPU
34. Sifat Periodik (JJA)
35. Sistem Periodik
36. Struktur Atom dan Ikatan Ion
37. Struktur Atom
38. Struktur Atom
39. Tatanama Senyawa dan Ion
40. Tatanama Senyawa Ion dari Ion Poliatom
41. Tatanama Senyawa Ion dari Kation Transisi
42. Tatanama Senyawa Ionik
43. Timbangan
44. Volume Molar
45. Zat Padat
rumus kimia
By : UnknownRUMUS KIMIA
Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul, karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.
Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:
Contoh :
Fe, Cu, He, Ne, Hg.
Contoh :
H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
Contoh :
O3, S8, P4.
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
CO2, H2O, NH3.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur ikatan.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL
Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.
Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul, karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.
Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:
- 1. Rumus kimia untuk molekul unsur monoatomik.
Contoh :
Fe, Cu, He, Ne, Hg.
- 2. Rumus kimia untuk molekul unsur diatomik.
Contoh :
H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
- 3. Rumus kimia untuk molekul unsur poliatomik.
Contoh :
O3, S8, P4.
- 4. Rumus kimia untuk molekul senyawa ion
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
- 5. Rumus kimia untuk senyawa biner nonlogam dengan nonlogam.
B – Si – C – S – As – P- N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh :CO2, H2O, NH3.
- 6. Rumus kimia /rumus molekul senyawa organik.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
- 7. Rumus kimia untuk senyawa anhidrat.
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
- 8. Rumus kimia untuk senyawa kompleks.
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur ikatan.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL
Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.
hukum-hukum dasar kimia
By : UnknownHukum Avogadro
Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Contoh : Pada pembentukan molekul H 2 O
2L H 2 ( g ) + 1L O 2 ( g ) --> 2L H 2 O( g )
Catatan :
Jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
Keterangan :
V = volume molekul ( L )
X = jumlah partikel ( molekul )
Contoh soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N 2 ) tepat bereaksi dengan gas H 2 membentuk gas NH 3 (amonia).
Tentukan : a) Persamaan reaksinya!
b) Volume gas H 2 yang diperlukan!
c) Volume gas NH 3 yang dihasilkan!
Jawab : a) Persamaan reaksinya :
b)
= = 6 L Jadi volume gas H 2 yang diperlukan dalam reaksi adalah 6 L.
c)
= = 4 L Jadi volume gas NH 3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.
Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac )
Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana. ”
Contoh : Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen + gas oksigen --> uap air
2 V 1 V 2 V Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2
Hukum Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton )
Yaitu : “ Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana. ”
Contoh : C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO 2 . Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO 2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu = 1:2 ).
Contoh soal : Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab : C : H = 3 : 1 sehingga :
900 : m H = 3 : 1
; Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram .
Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).
Yaitu : “ Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. ”
Contoh : Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :
11,91 % : 88,81 % = 1 : 8 Massa H 2 (gram) | Massa O 2 (gram) | Massa H 2 O (gram) | Massa zat sisa |
1 | 8 | 9 | - |
2 | 16 | 18 | - |
3 | 16 | 18 | 1 gram H 2 |
3 | 25 | 27 | 1 gram O 2 |
4 | 25 | 28,125 | 0,875 gram H 2 |
Contoh soal :
Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a) Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b) Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c) Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab : Reaksi :
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a) Massa S = 8 gram
Massa Fe = …? Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.
b) 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
Fe : S = 21 : 15 = 7 : 5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi = 21 gramMassa S yang tersisa = ( 15-12 ) gram = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.
c) Untuk membentuk 22 gram FeS :
Jadi massa Fe dan S yang dibutuhkan adalah 14 gram dan 8 gram.
Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier )
Yaitu : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. ”
Contoh : 40 gram Ca + 16 gram O 2 --> 56 gram CaO
12 gram C + 32 gram O 2 --> 44 gram CO 2
Contoh soal :
Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab : m Ca = 4 gram
m CaO = 5,6 gram
m O 2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa : Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
m Ca + m O 2 = m CaO
m O 2 = m CaO - m Ca
= (5,6 – 4,0) gram= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.
konsep mol
By : UnknownKonsep Mol
a) Definisi Mol
o Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang = jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12.
o Mol merupakan satuan jumlah (seperti lusin,gros), tetapi ukurannya jauh lebih besar.
o Mol menghubungkan massa dengan jumlah partikel zat.
Hubungan mol dengan jumlah partikel, Kemolaran, Massa, Volum gas dapat digambarkan sebagai berikut: o Jumlah partikel dalam 1 mol (dalam 12 gram C-12) yang ditetapkan melalui berbagai metode eksperimen dan sekarang ini kita terima adalah 6,02 x 10 23 (disebut tetapan Avogadro, dinyatakan dengan L ).
Contoh : 1 mol air artinya : sekian gram air yang mengandung 6,02 x 10 23 molekul air.
1 mol besi artinya : sekian gram besi yang mengandung 6,02 x 10 23 atom besi.
1 mol asam sulfat artinya : sekian gram asam sulfat yang mengandung 6,02 x 10 23 molekul H 2 SO 4 .
1 mol = 6,02 x 10 23 partikelL = 6,02 x 10 23
b) Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Dirumuskan : n = jumlah mol
= jumlah partikel
c) Massa Molar (m m ) o Massa molar menyatakan massa 1 mol zat .
o Satuannya adalah gram mol -1 .
o Massa molar zat berkaitan dengan Ar atau Mr zat itu, karena Ar atau Mr zat merupakan perbandingan massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh : zAr Fe = 56, artinya : massa 1 atom Fe : massa 1 atom C-12 = 56 : 12
Mr H 2 O = 18, artinya : massa 1 molekul air : massa 1 atom C-12 = 18 : 12 Karena :
1 mol C-12 = 12 gram (standar mol), maka :
Massa 1 mol suatu zat = Ar atau Mr zat tersebut (dinyatakan dalam gram).
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : m m = Ar gram mol -1 Untuk zat lainnya : m m = Mr gram mol -1
d) Hubungan Jumlah Mol (n) dengan Massa Zat (m)
Dirumuskan : m = massa
n = jumlah mol
m m = massa molar
e) Volum Molar Gas (V m )
o Adalah volum 1 mol gas.
o Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.
o Artinya, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volum yang sama pula.
o Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul sama yaitu 6,02 x 10 23 molekul, maka pada suhu dan tekanan yang sama, 1 mol setiap gas mempunyai volum yang sama.
o Jadi : pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas hanya bergantung pada jumlah molnya.
Dirumuskan : dengan :
V = volum gas
n = jumlah mol
Vm = volum molar
Beberapa kondisi / keadaan yang biasa dijadikan acuan :
1) Keadaan Standar
Adalah suatu keadaan dengan suhu 0 o C dan tekanan 1 atm.
Dinyatakan dengan istilah STP ( Standard Temperature and Pressure ). Pada keadaan STP, volum molar gas ( V m ) = 22,4 liter/mol
2) Keadaan Kamar
Adalah suatu keadaan dengan suhu 25 o C dan tekanan 1 atm.
Dinyatakan dengan istilah RTP ( Room Temperature and Pressure ). Pada keadaan RTP, volum molar gas ( V m ) = 24 liter/mol
3) Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui
Digunakan rumus Persamaan Gas Ideal :
P = tekanan gas (atm); 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
V = volum gas (L) n = jumlah mol gas
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)
4) Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain
Misalkan : Gas A dengan jumlah mol = n 1 dan volum = V 1
Gas B dengan jumlah mol = n 2 dan volum = V 2
Maka pada suhu dan tekanan yang sama : Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan) larutan.
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan .
Dirumuskan : M = kemolaran larutan
n = jumlah mol zat terlarut
V = volum larutan Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.
sifat periodik unsur
By : UnknownSifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
3. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
4. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif. Kecenderungan berbagai sifat periodik unsur-unsur periode ketiga diberikan pada gambar di bawah ini
6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
hibridisasi
By : UnknownPembentukan ikatan, juga sering dikatakan sebagai penataan kembali orbital atom menjadi orbital molekul, yang merupakan hasil tumpang tindih dari kedua orbital atom. Contoh sederhana proses penataan orbital molekul dengan model ini dapat ditunjukkan pada proses pembentukan molekul Asam Florida (HF). Konfigurasi atom H : 1s1 dan atom F : 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz1, tampak kemungkinan terjadi pasangan elektron antara 1s1 dari atom H dan 2pz1, sehingga terjadi tumpang tindih kedua obital tersebut, dan membentuk orbital molekul sp, dan menghasilkan bentuk molekul yang linier, perhatikan Gambar 5.14.
Gambar 5.14. Model hibridisasi dan bentuk molekul sp
Seperti yang dibahas pada pembentukan molekul BF3, proses perpindahan elektron dari tingkat orbital yang rendah ke yang lebih tinggi umum terjadi proses perpindahan ini dikenal dengan proses hibridisasi. Orbital hasil hibridisasi disebut orbital hibrid, dalam pembentukan BF3, terjadi orbital hibrid sp2, dimana ikatan akan terjadi pada orbital tersebut.
Proses hibridisasi sp2, secara sederhana melalui tahap sebagai berikut. Elektron yang berada pada orbital 2s dipromosikan dan berpindah pada orbital 2Py.
Sehingga terbentuk orbital hibrid sp2, yang dapat bereaksi dengan atom lain dengan membentuk ikatan yang hampir sama. Hal ini menyebabkan bentuk molekulnya sebagai segi tiga datar, lihat Gambar 5.15.
Gambar 5.15. Bentuk molekul dengan hibridisasi sp2
Proses hibridisasi tipe lain, terjadi pada molekul gas metana (CH4), atom memiliki konfigurasi konfigurasi atom H: 1s1 dan konfigurasi atom C: 1s2 2s2 2Px1 2py1 2pz0.
Dalam mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1 elektron (orbital 2s) dari atom C akan dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi elektronnya menjadi: 1s1 2s1 2px1 2py1 2pz1.
Perubahan yang terjadi meliputi 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, maka disebut hibridisasi sp3, Kekuatan ikatan untuk keempat orbital relatif setara sehingga membentuk molekul tetrahedron, seperti Gambar 5.16. Struktur molekul tetrahedral cukup stabil, sehingga banyak molekul yang memiliki struktur ini.
Gambar 5.16. Bentuk molekul dengan hibridisasi sp3
Bentuk hibridisasi yang lebih kompleks jika banyak orbital yang terlibat dalam proses promosi elektron seperti orbital s, p, dan d, seperti pada hibridisasi dsp3 dengan bentuk molekul trigonal bipiramidal, sp2d ; dsp2 dengan bentuk molekul segiempat datar dan d2sp3 ; sp3d2 dengan bentuk molekul oktahedron.
Gambar 5.14. Model hibridisasi dan bentuk molekul sp
Seperti yang dibahas pada pembentukan molekul BF3, proses perpindahan elektron dari tingkat orbital yang rendah ke yang lebih tinggi umum terjadi proses perpindahan ini dikenal dengan proses hibridisasi. Orbital hasil hibridisasi disebut orbital hibrid, dalam pembentukan BF3, terjadi orbital hibrid sp2, dimana ikatan akan terjadi pada orbital tersebut.
Proses hibridisasi sp2, secara sederhana melalui tahap sebagai berikut. Elektron yang berada pada orbital 2s dipromosikan dan berpindah pada orbital 2Py.
Sehingga terbentuk orbital hibrid sp2, yang dapat bereaksi dengan atom lain dengan membentuk ikatan yang hampir sama. Hal ini menyebabkan bentuk molekulnya sebagai segi tiga datar, lihat Gambar 5.15.
Gambar 5.15. Bentuk molekul dengan hibridisasi sp2
Proses hibridisasi tipe lain, terjadi pada molekul gas metana (CH4), atom memiliki konfigurasi konfigurasi atom H: 1s1 dan konfigurasi atom C: 1s2 2s2 2Px1 2py1 2pz0.
Dalam mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1 elektron (orbital 2s) dari atom C akan dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi elektronnya menjadi: 1s1 2s1 2px1 2py1 2pz1.
Perubahan yang terjadi meliputi 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, maka disebut hibridisasi sp3, Kekuatan ikatan untuk keempat orbital relatif setara sehingga membentuk molekul tetrahedron, seperti Gambar 5.16. Struktur molekul tetrahedral cukup stabil, sehingga banyak molekul yang memiliki struktur ini.
Gambar 5.16. Bentuk molekul dengan hibridisasi sp3
Bentuk hibridisasi yang lebih kompleks jika banyak orbital yang terlibat dalam proses promosi elektron seperti orbital s, p, dan d, seperti pada hibridisasi dsp3 dengan bentuk molekul trigonal bipiramidal, sp2d ; dsp2 dengan bentuk molekul segiempat datar dan d2sp3 ; sp3d2 dengan bentuk molekul oktahedron.
bilangan kuantum
By : Unknown 1. Bilangan kuantum utama (n): mewujudkan lintasan elektron dalam atom.
n mempunyai harga 1, 2, 3, .....
- n = 1 sesuai dengan kulit K
- n = 2 sesuai dengan kulit L
- n = 3 sesuai dengan kulit M
- dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n2.
Contoh:
kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32 elektron
2. Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub kulit dimana elektron itu bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Bilangan kuantum magnetik (m): mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan energi di dalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m) mempunyai harga (-l) sampai harga (+l).
Untuk:
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1 (mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O, +1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, O, +1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital)
4. Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya.
Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
Pertanyaan:
Bagaimana menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s1 ?
Jawab:
Keempat bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s1 dapat dinyatakan sebagai,
n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = +1/2 ; atau -1/2
n mempunyai harga 1, 2, 3, .....
- n = 1 sesuai dengan kulit K
- n = 2 sesuai dengan kulit L
- n = 3 sesuai dengan kulit M
- dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n2.
Contoh:
kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32 elektron
2. Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub kulit dimana elektron itu bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Bilangan kuantum magnetik (m): mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan energi di dalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m) mempunyai harga (-l) sampai harga (+l).
Untuk:
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1 (mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O, +1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, O, +1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital)
4. Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya.
Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
Pertanyaan:
Bagaimana menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s1 ?
Jawab:
Keempat bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s1 dapat dinyatakan sebagai,
n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = +1/2 ; atau -1/2
konfigurasi elektron
By : Unknown 1. Prinsip Aufbau : elektron-elektron mulai mengisi orbital dengan tingkat energi terendah dan seterusnya.
Orbital yang memenuhi tingkat energi yang paling rendah adalah 1s dilanjutkan dengan 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya dan untuk mempermudah dibuat diagram sebagai berikut:
Contoh pengisian elektron-elektron dalam orbital beberapa unsur:
Atom H : mempunyai 1 elektron, konfigurasinya 1s1
Atom C : mempunyai 6 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p2
Atom K : mempunyai 19 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p6 3S2 3p6 4s1
2. Prinsip Pauli : tidak mungkin di dalam atom terdapat 2 elektron dengan keempat bilangan kuantum yang sama.
Hal ini berarti, bila ada dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik yang sama, maka bilangan kuantum spinnya harus berlawanan.
3. Prinsip Hund : cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.
Contoh:
- Atom C dengan nomor atom 6, berarti memiliki 6 elektron dan cara Pengisian orbitalnya adalah:
Berdasarkan prinsip Hund, maka 1 elektron dari lintasan 2s akan berpindah ke lintasan 2pz, sehingga sekarang ada 4 elektron yang tidak berpasangan. Oleh karena itu agar semua orbitalnya penuh, maka atom karbon berikatan dengan unsur yang dapat memberikan 4 elektron. Sehingga di alam terdapat senyawa CH4 atau CCl4, tetapi tidak terdapat senyawa CCl3 atau CCl5.
Orbital yang memenuhi tingkat energi yang paling rendah adalah 1s dilanjutkan dengan 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya dan untuk mempermudah dibuat diagram sebagai berikut:
Atom H : mempunyai 1 elektron, konfigurasinya 1s1
Atom C : mempunyai 6 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p2
Atom K : mempunyai 19 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p6 3S2 3p6 4s1
2. Prinsip Pauli : tidak mungkin di dalam atom terdapat 2 elektron dengan keempat bilangan kuantum yang sama.
Hal ini berarti, bila ada dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik yang sama, maka bilangan kuantum spinnya harus berlawanan.
3. Prinsip Hund : cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.
Contoh:
- Atom C dengan nomor atom 6, berarti memiliki 6 elektron dan cara Pengisian orbitalnya adalah:
Berdasarkan prinsip Hund, maka 1 elektron dari lintasan 2s akan berpindah ke lintasan 2pz, sehingga sekarang ada 4 elektron yang tidak berpasangan. Oleh karena itu agar semua orbitalnya penuh, maka atom karbon berikatan dengan unsur yang dapat memberikan 4 elektron. Sehingga di alam terdapat senyawa CH4 atau CCl4, tetapi tidak terdapat senyawa CCl3 atau CCl5.
rumus kimia
By : UnknownRUMUS KIMIA
Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul, karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.
Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:
Contoh :
Fe, Cu, He, Ne, Hg.
Contoh :
H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
Contoh :
O3, S8, P4.
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
CO2, H2O, NH3.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur ikatan.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL
Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.
Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul, karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.
Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:
- 1. Rumus kimia untuk molekul unsur monoatomik.
Contoh :
Fe, Cu, He, Ne, Hg.
- 2. Rumus kimia untuk molekul unsur diatomik.
Contoh :
H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
- 3. Rumus kimia untuk molekul unsur poliatomik.
Contoh :
O3, S8, P4.
- 4. Rumus kimia untuk molekul senyawa ion
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
- 5. Rumus kimia untuk senyawa biner nonlogam dengan nonlogam.
B – Si – C – S – As – P- N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh :CO2, H2O, NH3.
- 6. Rumus kimia /rumus molekul senyawa organik.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
- 7. Rumus kimia untuk senyawa anhidrat.
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
- 8. Rumus kimia untuk senyawa kompleks.
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur ikatan.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL
Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.
Bumi Pernah Punya Dua Bulan
By : UnknownLuc Viatour
nationalgeographic.co.idBumi ini diperkirakan memiliki dua bulan miliaran tahun yang lalu. Bulan kedua itu hilang setelah menabrak bulan yang kita lihat saat ini.
Pecahan-pecahannya mengganggu permukaan bulan yang saat itu masih mendingin. Teori ini menjelaskan perbedaan permukaan bulan yang menghadap Bumi dengan permukaan yang tidak menghadap Bumi. Permukaan bulan yang mengadap Bumi jauh lebih mulus daripada permukaan bulan di sisi lain.
"Kedua bulan terbentuk setelah puing-puing yang dilontarkan Mars menabrak Bumi di awal pembentukan," jelas para peneliti dari University of California, Santa Cruz. Bulan kedua lebih kecil daripada bulan saat ini. Ukurannya hanya sepertiga puluh bulan yang kita kenal. Posisinya, 60 derajat di depan atau belakang bulan.
Erik Asphaug, dari University of California, dan Martin Jutzi, dari University of Berne, menjelaskan bahwa kedua bulan berdampingan selama 10 juta tahun. "Waktu yang cukup lama untuk benar-benar jadi solid," kata Aspaug yang seorang ahli keplanetan. Gravitasi bumi secara perlahan menyebabkan lintasan kedua bulan berubah, ditambah lagi munculnya gravitasi matahari. Gangguan tersebut membuat lintasan bulan yang lebih kecil berubah.
Saat kedua bulan itu bertabrakan, bulan yang kecil hancur dan puing-puingnya menutupi setengah dari permukaan bulan yang besar. "Karena itulah salah satu permukaan bulan agak aneh," jelas kedua peneliti yang membuat simulasi komputer untuk mengetahui kejadian tabrakan.
Pada sisi yang tampak dari Bumi, permukaan bulan didominasi oleh dataran lava yang disebut "maria". Sisi mengantung potasium, berbagai unsur yang jarang ditemui di Bumi, dan fosfor--atau dikenal dengan istilah "KREEP". Sementara itu, permukaan bulan di sisi yang lain bergunung dengan kerak yang tebal.
Teori lain menyebutkan, maria merupakan hasil dari gravitasi Bumi. Asphaug dan Jutzi membantah teori tersebut dan mengatakan bahwa saat bulan kecil menabrak, mereka meluncurkan KREEP ke sisi bulan yang lain. "Tabrakan tidak menciptakan kawah yang besar, hanya sedikit lebih besar dari penabrak," papar Asphaug.
Kebetulan, dalam waktu dekat NASA akan mengirim sepasang satelit kembar untuk memetakan bulan dan mempelajari komposisi bagian dalam bulan. Teori Asphaug dan Jutzi akan dibuktikan. (Sumber: Nature, Popsci)
Tag :
info sains,
Mohon bantu kami dengan MENG-KLIK IKLAN di dalam blog ini. terima kasih.